Kamis, 05 Maret 2015

Literatur Anak

Literatur anak dibedakan atas 3 jenis (suhendar, 2014: 60-75) yaitu :
1.      Buku Fiksi
Buku fiksi adalah yang memuat cerita rekaan yang dibuat olehpenulis (pengarang), di mana cerita  didalamnya menjadi hidup karena daya khayal (imajinasi), angan-angan atau fantasi penulis.
Jenis fiksi dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu novel, roman, cerpen, dan dongeng.
a.       Novel
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang dimaksud dengan novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 2008).
Mengenai jenis novel, ada beberapa pendapat, diantaranya ada yang membedakan         novel menjadi novel serius dan populer. Yang dimaksud novel serius adalah karya sastra yang memilki nilai-nilai sastra yang tinggi sehingga pantas untuk dibicarakan dalam sejarah sastra.
Sedangkan yang dimaksud dengan novel populer adalah novel-novel yang disajikan seara populer, menceritakan kehiudpan-kehidupan aktual yang populer pada masanya. Novel anak-anak juga termasuk kategori novel populer, novel ank-anak menggunakan kata-kata dan gaya bahasa yang sangat sederhana. Disesuaikan dengan karakter anak-anak. Contoh novel anak-anak yaitu Indahnya Ni’mat tuhan karya Herman RN, Misteri Lemari Terkunci karya Iwok Akbari, dan Meta Boy Hadi Pranoto.
b.      Roman
Dari beberapa referensi, roman dengan novel diartikan sama, yaitu cerita khayalan atau rekaan yang diciptakan oleh pengarangnya. Namum walaupun istilah roman sama dengan novel, roman memiliki beberapa jenis diantaranya yaitu roman kriminal, detektif, roman petualangan, roman psikologi, roman percintaan, roman hiburan, roman anak-anak dan remaja.
c.       Cerita Pendek
Cerita pendek atau sering disebut cerita pendek adalah karya sastra berupa karangan pendek yang menceritakan kehidupan tokoh atau peristiwa yang mengharukan atau menyenangkan. Biasanya dalam penulisan cerpen imajinasi pengarang dan kecenderungan perasaan pengarang pada saat menulis sering tertuang dalam alur cerita cerpen yang ditulisnya. Oleh karena itu, petugas perpustakaan sekolah dasar hendaknya dapat memilih cerpen yang betul-betul bagus dan sesuai dengan kebutuhan siswa sekolah dasar.
d.      Dongeng
Dalam wikipedia bahasa indonesia dongeng diartikan sebagai suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan mahluk lainnya. Dongeng juga merupakan dunia khayalan dan imajinasi dari pemikiran seseorang yang kemudian diceritakan secara turun temurun dari generasi ke generasi.
Dongeng selain sebagai media hiburan anak-anak juga dapat memperkaya pengetahuan anak serta dapat menumbuhkan sikap positif dan baik karena mengandung pesan moral dan makna hidup yang bisa menjadi acuan bagi anak.
e.       Fabel
Selain buku-buku dongeng, diperpustakaan sekolah dasar juga harus disediakan buku-buku fabel, yaitu buku-buku yang menceritakan perilaku dan kehidupan hewan yang mirip manusia. Buku-buku fabel sering digunakan untuk mendidik manusia, terutama anak-anak.
Beberapa fabel terkenal yang sudah dibukukan menjadi bacaan anak, diantaranya cerita “Sang Kancil Dengan Buaya”, Kancil Berlomba Dengan Siput; Kancil Mencuri Timun; dan macam-macam fabel lainnya.
2.      Buku Nonfiksi
Buku nonfiksi adalah kebalikan dari buku fiksi. Kalau buku fiksi isinya merupakan rekaan atau cerita khayalan dari pengarangnya, sedangkan buku nonfiksi ditulis berdasarkan fakta atau kenyataan alam dan budaya yang berlaku dilingkungan. Buku nonfiksi disusun atas dasar hasil pengamatan, dan bahkan hasil dari penelitian mendalam untuk menjaga kebenaran fakta yang ditulisnya.
Berikut ini tergolong kedalam kelompok buku-buku nonfiksi yaitu :
1)      Buku Teks Pelengkap
Disebut sebagai buku teks perlengkap karena buku ini penysunan materinya didasarkan kepada kurikulum yang berlaku disekolah. Fungsi dari buku ini adalah sebagai pelengkap buku-buku teks pelajaran yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional, Gubernur, Bupati, atau Wali Kota.
2)      Buku penunjang
Selain buku teks pelengkap seperti tersebut di atas, perpustakaan sekolah dasar perlu juga disediakan buku-buku nonfiksi lainnya. Seperti buku-buku pengetahuan, buku-buku keterampilan, dan buku-buku kepribadian. Fungsi dari buku-buku ini adalah sebagai penunjang pelajaran gunamenambah wawasan pengetahuan dan keterampilan para siswa. Yang termasuk buku pengetahuan adalah buku-buku yang dapat meningkatkan wawasan pengetahuan dan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya para siswa para siswa.
Selain buku-buku pengetahuan di perpustakaan sekolah dasar juga harus disediakan buku-buku keterampilan yaitu buku-buku memuat materi keterampilan secara sederhana. Biasanya bentuk penyajiannya berupa narasi atau deskripsi yang dilengkapi dengan gambar atau ilustrasi. Fungsi dari buku ini adalah untuk melatih dan mengasah kreativitas para siswa sekolah dasar. Sesuai dengan surat keputusan kapusburbuk Nomor 5696/G3/LL/2012 buku-buku keterampilan untuk sekolah dasar diantaranya : Mengenal Pengguaan Kata Tanya dan Menggambar Langkah Demi Langkah.
Buku-buku kepribadian adalah buku-buku yang dapat membangun kepribadian para siswa. Dengan buku-buku ini diharapkan para siswa memilki kepribadian yang baik, memiliki sopan santun dan tatak rama serta bergaul dengan baik sesama teman-temannya disekolah atau diluar sekolah.
3.      Buku Referensi
Buku referensi atau sering disebut juga buku rujukan adalah buku-buku yang memberikan informasi atau penjelasan mengenai topik tertentu, seperti pengetian kata atau suatu istilah, menunjukkan tempat, peristiwa, data, statistik, pedoman, alamat, nama orang, riwayat orang-orang terkenal, peraturan perundang-undangan dan lain sebagainya.
Sesuai dengan permendiknas Nomor 24 tahun 2007 buku-buku referensi yang harus disediakan  diperpustakaan sekolah dasar sekurang-kurangnya meliputi Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus  Bahasa Inggris, ensiklopedia, buku statistik daerah, buku telepon, kitab undang-undang dan peraturan, dan kitab suci.
1)      Kamus Besar Bahasa Indonesia
2)      Kamus Bahasa Inggris
Selain Kamus Bahasa Indonesia, di perpustakaan sekolah dasar juga harus disediakan Kamus Bahasa Inggris. Keberadaan kamus ini adalah untuk mengetahui pengertian kata-kata yang digunakan dalam bahasa inggris. Bagi siswa sekolah dasar, kamus bahasa inggris dapat digunakan untuk mempelajari bahasa inggris. Apalagi sekarang bahasa inggris sudah harus diajarkan disekolah dasar.
3)      Ensiklopedia
Ensiklopedia adalah daftar istilah-istilah ilmu penggetahuan dengan tambahan keterangan ringkas tentang arti dari istilah tadi.
Jenis ensiklopedia yang perlu disediakan di perpustakaan sekolah dasar adalah ensiklopedia-ensiklopedia sederhana yang sifatnya tidak mendalam tetapi hanya  berupa pengetahuan-pengetahuan umum tentang fakta dan latar belakang suatu topik atau ilmu pengetahuan. Beberapa contoh ensiklopedia  untuk siswa sekolah dasar, sebagai berikut :
a)      Ensiklopedia : Lumba-Lumba Mamalia yang Ceria
b)      Ensiklopedia : Hewan
c)      Ensiklopedia : Misteri Manusia Purba.
4)      Buku Statistik
Buku statistik adalah buku yang memuat data ringkasan berbentuk angka. Misalnya buku statistik penduduk adalah buku yang memuat angka-angka mengenai jumlah penduduk secara keseluruhan.
5)      Buku Telepon
6)      Peraturan perundang-undangan
7)      Kitab Suci
Kitab suci yang disediakan di perpustakaan sekolah dengan disesuaikan dengan agama yang dianut oleh siswa dan guru-guru sekolah dasar yang bersangkutan.
4.      Sumber Belajar Lain
Sumber Belajar Lain yang harus disediakan di perpustakaan sekolah dasar menurut Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 sekurang-kurangnya meliputi : Majalah dan surat kabar, globe, dan peta, gambar pahlawan nasional, CD pembelajaran dan alat peraga matematika.
           Terhadap jenis  tersebut perlu ditambahkan jenis komik, karena komik adalah cerita bergambar untuk anak-anak usia sekolah dasar memilki peran yang sangat besar dalam meningkatkan minat baca siswa. Tetapi di Indonesia lebih banyak beredar komik buatan Jepang dibandingkan dengan komik lokal dari Indonesia. Komik Jepang atau lebih populer dengan istilah Manga ini lebih banyak dipilih oleh anak-anak khususnya remaja. Komik Jepang ini diperuntukkan untuk semua kalangan pembaca, mulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa. Artinya tidak ada ketentuan dalam pembatasan umur untuk pembaca. Hal ini bisa mebahayakan pembaca usia anak-anak jika membaca komik jepang yang berkategori dewasa. Namun tidak sedikit juga komik Jepang yang mengandung pesan-pesan moral yang bisa dipelajari oleh anak-anak. Hal inilah yang membuat banyak anak-anak dan remaja lebih banyak memilih komik Jepang atau Manga dibandingkan dengan komik-komik lokal. Selain dari grafis komik yang lebih menarik daripada komik lokal, komik Jepang juga memiliki alur cerita yang seru dan penuh petualangan. 

Daftar pustaka 

Yaya, Suhendar. 2014. Panduan Petugas Perpustakaan: Cara Mengelola Perpustakaan Sekolah Dasar. Jakarta: Prenada.